Lumajang, Jawa Timur (MataMaluku) – Gunung Semeru, yang terletak di perbatasan Kabupaten Lumajang dan Malang, Jawa Timur, kembali mengalami erupsi dengan kolom letusan setinggi 600 meter di atas puncak pada Sabtu pagi (10/1).
“Erupsi terjadi pukul 07.23 WIB dengan tinggi kolom letusan sekitar 600 meter di atas puncak atau 4.276 meter di atas permukaan laut (mdpl),” ujar Yadi Yuliandi, Petugas Pos Pengamatan Gunung Semeru, dalam laporan tertulis yang diterima di Lumajang.
Kolom abu vulkanik terpantau berwarna kelabu dengan intensitas tebal dan bergerak ke arah timur laut. Erupsi ini terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 100 detik.
Gunung Semeru telah beberapa kali erupsi pada Sabtu pagi. Erupsi pertama tercatat pukul 04.08 WIB, disusul pukul 04.31 WIB dengan kolom letusan mencapai 700 meter, dan pukul 05.45 WIB meskipun visual letusannya tidak teramati.
Gunung Semeru saat ini masih berstatus Waspada. Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) mengeluarkan sejumlah rekomendasi sebagai langkah mitigasi:
- Zona Larangan Aktivitas
- Tidak diperbolehkan ada aktivitas di sektor tenggara Besuk Kobokan sejauh 8 kilometer dari puncak.
- Di luar jarak tersebut, masyarakat dilarang beraktivitas dalam radius 500 meter dari tepi sungai Besuk Kobokan karena potensi awan panas dan aliran lahar yang bisa meluas hingga 13 kilometer dari puncak.
- Radius Kawah
- Warga dilarang mendekati kawah atau puncak Gunung Semeru dalam radius 3 kilometer karena berbahaya akibat lontaran batu pijar.
- Potensi Bahaya Lain
- Waspadai awan panas, guguran lava, dan lahar hujan di aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak, seperti Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat, serta anak sungai dari Besuk Kobokan.
Masyarakat di sekitar kawasan Gunung Semeru diimbau untuk terus mengikuti perkembangan informasi dari pihak berwenang dan menghindari aktivitas di zona berbahaya untuk menghindari risiko bencana. MM/AC