Berita Maluku Utara, Ternate – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melaporkan bahwa Gunung Gamalama di Ternate, Maluku Utara (Malut), telah mengalami serangkaian gempa vulkanik sebanyak 14 kali dengan amplitudo mencapai 4-12 mm.
Hendra Gunawan, Kepala PVMBG, menyampaikan informasi ini dari Ambon pada hari Jumat, mengungkapkan bahwa aktivitas Gunung Gamalama mulai meningkat sejak Kamis (22/2).
“Gempa vulkanik ini menandakan adanya peningkatan tekanan di dalam tubuh Gunung Gamalama akibat aktivitas magmatik yang meningkat. Namun, hingga saat ini, belum ada catatan mengenai gempa permukaan,” jelasnya.
Menurut Hendra, sejak Kamis hingga Jumat, tercatat Gunung Gamalama mengeluarkan 3 kali gempa hembusan, 4 kali gempa vulkanik dalam, 2 kali gempa tektonik lokal, dan 5 kali gempa tektonik jauh. Selama aktivitas hembusan, teramati adanya asap kawah putih tebal dengan ketinggian mencapai 100-400 meter, disertai angin yang bertiup ke arah utara.
PVMBG juga mencatat bahwa sejak tanggal 1 hingga 22 Februari 2024, terjadi 26 kali gempa hembusan, 2 kali gempa harmonik, 1 kali gempa tornillo, 1 kali gempa vulkanik dangkal, 34 kali gempa vulkanik dalam, 57 kali gempa tektonik lokal, 181 kali gempa tektonik jauh, dan 2 kali gempa getaran.
Aktivitas hembusan kawah teramati dengan adanya asap kawah putih tipis hingga sedang, mencapai ketinggian 10-100 meter. Angin bertiup lemah hingga kencang ke arah beragam, mulai dari utara, timur laut, timur, tenggara, selatan, barat daya, hingga barat.
Secara keseluruhan, aktivitas Gunung Gamalama dari 1 Januari hingga 23 Februari 2024 cenderung fluktuatif, yang masih didominasi oleh gempa vulkanik dalam, gempa tektonik lokal, dan gempa tektonik jauh yang terkait dengan aktivitas tektonik regional di sekitar kepulauan Halmahera.
Hendra menjelaskan bahwa potensi bahaya yang mungkin terjadi adalah erupsi freatik, dengan ancaman berupa lontaran material dari kawah utama yang dapat melanda wilayah dalam radius 1,5 km dari pusat erupsi. Kemungkinan terjadinya hujan abu tipis juga dapat terjadi, bergantung pada arah dan kecepatan angin.
Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data, PVMBG menetapkan bahwa tingkat aktivitas Gunung Gamalama masih berada pada Level II (Waspada).
Dengan mengingat tingkat aktivitas tersebut, masyarakat di sekitar Gunung Gamalama dan pengunjung/wisatawan dihimbau untuk tidak melakukan aktivitas di dalam radius 1,5 km dari kawah utama di puncak Gunung Gamalama. MM/AC