Jakarta (MataMaluku) – Wakil Menteri Kebudayaan, Giring Ganesha Djumaryo, mengenang mendiang Glenn Fredly sebagai sosok pelopor yang berhasil menyatukan para musisi dalam satu ruang dialog dan kebersamaan.
“Pada tahun 2018, Bung Glenn melakukan hal bersejarah, membawa seluruh ekosistem musik ke Ambon. Kita berdiskusi, bernyanyi, dan bermusik dengan cinta serta jiwa,” ujar Giring dalam pembukaan Konferensi Musik Indonesia (KMI) 2025 di Jakarta, Rabu (8/10).
Senada dengan Giring, Utusan Khusus Presiden Bidang Pembinaan Generasi Muda dan Pekerja Seni, Raffi Ahmad, mendorong agar semangat dan perjuangan Glenn Fredly terus dilanjutkan.
“Musik adalah suara hati rakyat. Musik bisa kita ekspresikan, bisa kita perjuangkan. Saat ini yang perlu dilakukan adalah meneruskan perjuangan Bung Glenn,” kata Raffi.
Apresiasi Lewat Musik
Dalam pembukaan KMI 2025, karya-karya ikonik Glenn Fredly dibawakan oleh The Bakucakar, Barry Likumahuwa, dan Mutia Ayu sebagai bentuk penghormatan. Momen tersebut menjadi pengingat akan warisan (legacy) Glenn yang tidak hanya berupa lagu, tetapi juga semangat untuk menyatukan.
Giring juga memberikan apresiasi kepada komunitas musik, musisi tradisi, kementerian, lembaga, hingga para pendukung ekosistem musik yang terus menyalakan api semangat untuk mewujudkan narasi “Satu Nada Dasar” menjadi aksi nyata.
“Kita akan bersama-sama menentukan arah ekosistem musik. Seperti pesan Presiden Prabowo Subianto dan Menteri Kebudayaan, membangun bangsa harus dengan merangkul semua pihak, siap berdialog demi persatuan Indonesia,” tegasnya.
Konferensi Musik Indonesia 2025
KMI 2025 digelar pada 8–11 Oktober di Jakarta dengan mengusung tema “Satu Nada Dasar”. Ajang ini mempertemukan lebih dari 700 peserta yang terdiri dari musisi, pencipta lagu, label rekaman, promotor, hingga regulator.
Gelaran empat hari tersebut bertujuan menjadi wadah sinergi sekaligus memetakan arah jangka panjang ekosistem musik tanah air. Tidak hanya sebagai ruang kreativitas, KMI juga menekankan peran musik sebagai engine of growth bagi ekonomi, budaya, sekaligus diplomasi Indonesia.
MM/AC