Jakarta (MataMaluku) – Kota Maumere di Nusa Tenggara Timur (NTT) diguncang gempa dangkal yang dipicu aktivitas sesar naik busur belakang Flores (Flores back arc thrust), Sabtu (29/11). Gempa berkekuatan magnitudo 4,1 ini tidak berpotensi tsunami, namun tetap menjadi pengingat pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana.
Menurut Direktur Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, gempa tersebut memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault). “Pusat gempa terdeteksi di laut, 37 kilometer barat laut Maumere, pada kedalaman 10 kilometer,” jelas Daryono.
Gempa yang terjadi pukul 10.59 WIB tersebut dirasakan dengan skala intensitas II-III MMI di wilayah Maumere, artinya getaran terasa ringan hingga sedang. BMKG memastikan hingga pukul 11.05 WIB belum ada gempa susulan maupun laporan kerusakan akibat gempa tektonik tersebut.
Meskipun gempa kali ini relatif kecil, episenternya berdekatan dengan lokasi gempa besar yang memicu tsunami pada 12 Desember 1992. Saat itu, gempa berkekuatan magnitudo 7,8 menyebabkan tsunami hingga setinggi 26 meter, menewaskan setidaknya 2.500 orang dan menghancurkan ribuan rumah di wilayah pesisir Flores, termasuk di Maumere.
Daryono mengimbau masyarakat tetap tenang namun waspada, serta menjadikan peristiwa 1992 sebagai pelajaran penting untuk meningkatkan mitigasi bencana. “Mitigasi dan pemahaman terhadap panduan evakuasi sangat penting untuk mengurangi dampak bencana,” ujar Daryono.
Masyarakat juga diminta tidak mudah mempercayai informasi yang tidak diverifikasi. “Pastikan informasi hanya berasal dari BMKG atau lembaga pemerintah resmi,” tambahnya. BMKG terus menyediakan analisis terkini melalui aplikasi InfoBMKG, media sosial, dan kantor BMKG terdekat.
Dengan gempa ini, BMKG kembali menekankan pentingnya kesiapsiagaan masyarakat di daerah rawan gempa, terutama di NTT yang berada di jalur tektonik aktif. MM/AC