Ambon, Maluku (MataMaluku) – Ketua Fraksi Partai Gerindra DPRD Maluku, Jhon Laipeny, menyoroti ketimpangan mencolok antara melimpahnya potensi sumber daya perikanan di Maluku dengan tingginya angka kemiskinan ekstrem yang masih membelenggu masyarakat.
Dalam keterangannya kepada wartawan usai rapat Komisi II DPRD Maluku, Kamis (22/5), Laipeny mengungkapkan keprihatinan mendalam terhadap kondisi tersebut.
“Sangat ironis. Laut kita kaya, hasil tangkapannya melimpah, tapi rakyat kita masih hidup dalam kemiskinan ekstrem,” ujar Laipeny.
Ia menjelaskan bahwa dari total hasil tangkapan laut yang diekspor ke luar daerah maupun luar negeri, Maluku hanya memperoleh sekitar 20 persen. Menurutnya, angka tersebut tidak mencerminkan potensi laut Maluku yang dikenal luas sebagai “Bumi Raja-Raja”.
“Bayangkan, kita hanya dapat 20 persen dari kekayaan laut yang diekspor. Ini ketimpangan yang tidak bisa kita biarkan terus terjadi,” tegasnya.
Laipeny juga menyoroti lemahnya pendataan resmi terhadap volume hasil laut yang keluar dari wilayah Maluku. Ia menyebut banyak transaksi berlangsung di laut lepas tanpa pengawasan memadai, sehingga rawan terjadi praktik-praktik tidak transparan.
“Sebagian besar transaksi dilakukan tanpa data yang jelas. Ini membuka celah bagi pihak-pihak tertentu untuk mengambil keuntungan secara sepihak,” tambahnya.
Menutup keterangannya, Laipeny mengajak seluruh elemen masyarakat Maluku untuk bersatu menyuarakan pentingnya keadilan dan transparansi dalam pengelolaan kekayaan laut daerah.
“Kita tidak boleh diam. Kita harus bersatu agar kekayaan laut Maluku tidak hanya dinikmati segelintir orang, sementara masyarakat kita terus hidup dalam keterpurukan,” pungkasnya.MM