Dua Anggota KPPS di Makassar Meninggal Diduga Akibat Kelelahan

  • Bagikan
Ketua KPU Makassar Hambalii
Ketua KPU Makassar Hambalii (kanan)

Makassar – Dua anggota Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) untuk Pemilu 2024, yakni Wiliam Tandi Paelongan (24 tahun) dan Daliyah Salsabila (24 tahun), dilaporkan meninggal dunia dengan dugaan akibat kelelahan setelah menyelesaikan tugas menyebarkan undangan pemilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS).

“Keduanya meninggal pada pukul dua pagi. Awalnya, mereka dirawat di Rumah Sakit Primaya, lalu dirujuk ke RS Akademis. Almarhum (Wiliam) mengalami sesak napas dan kelelahan,” ujar Septandi, orang tua Wiliam, di rumah duka Kompleks Taman Makassar Indah Blok A3/19, Makassar, Sulawesi Selatan, pada hari Kamis.

Menurut ayahnya, Wiliam bertugas di TPS 007 Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala. Sehari sebelum hari pemungutan suara, dia menghabiskan waktu untuk membagikan undangan pemilih hingga malam hari, bahkan setelah mencari alamat warga yang tidak tercantum di undangan.

Setelah itu, Wiliam merasa tidak enak badan ketika tiba di rumah karena cuaca hujan. Bahkan, dia meminta anaknya untuk tidak bertugas pada hari pemilihan karena kondisinya yang sudah tidak sehat.

“Saya sudah bilang kepadanya untuk tidak bertugas saat hari pemungutan suara. Badannya panas, sempat minta diurut. Saya kira hanya panas biasa. Kemudian, dia dibawa ke rumah sakit pada hari itu juga,” cerita Septandi.

Wiliam saat ini masih kuliah di STIMIK Dipanegara dan sedang mempersiapkan ujian akhir. Dia adalah anak kedua dari dua bersaudara dan ini adalah pertama kalinya dia menjadi anggota KPPS. Jenazahnya saat ini masih di rumah duka dan direncanakan akan dimakamkan di Kabupaten Toraja.

“Tidak ada riwayat penyakitnya. Kami memberinya makanan bergizi dan susu, tetapi dia kelelahan karena mengantarkan undangan hingga malam. Ini adalah takdir,” ucapnya dengan sedih.

Sementara itu, korban KPPS lainnya, Daliyah Salsabila, bertugas di TPS 45 Kelurahan Minasa Upa, Kecamatan Rappocini. Dia juga dinyatakan meninggal dunia karena kelelahan setelah membagikan undangan pemilih. Dari hasil diagnosis, diduga dia mengidap maag akut. Dia belum sempat bertugas di TPS dan pada saat itu sedang istirahat di rumahnya di BTN Minasa Upa Blok L 18 Kelurahan Minasa Upa, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar. Korban diketahui sebagai mahasiswa. Jenazahnya juga disemayamkan di rumah duka dan akan dimakamkan besok.

Ketua KPU Makassar, Hambalii, yang datang untuk memberikan penghormatan terakhir di rumah duka KPPS Wiliam, mengatakan bahwa almarhum mengeluh sakit satu hari sebelum hari pemungutan suara dan kemudian dibawa ke rumah sakit pada hari pemungutan suara.

“Sudah dua orang yang meninggal. Satu di Minasa Upa dan satu di sini. Mungkin karena kelelahan saat mengantarkan undangan. Itu sepertinya penyebabnya. Karena dia (Wiliam) demam dan kemudian muntah-muntah. Itu informasi dari orang tuanya. Dia sedang bertugas mendistribusikan undangan,” katanya kepada wartawan.

Terkait dengan apakah kedua korban akan menerima santunan dan apakah ada prosedur pemeriksaan kesehatan, dia menyatakan bahwa santunan sedang dibahas oleh pihak terkait, termasuk dengan BPJS Ketenagakerjaan.

“Kami sedang membicarakan santunan bersama BPJS Ketenagakerjaan untuk seluruh anggota KPPS. Biasanya, setiap anggota KPPS ditanggung oleh BPJS Ketenagakerjaan. Sebenarnya, ada prosedur pemeriksaan kesehatan di puskesmas masing-masing TPS dengan mendapatkan surat keterangan sehat. Almarhum (Wiliam) tidak memiliki riwayat sakit dan belum pernah dirawat di rumah sakit. Baru pada malam itu dia kelelahan saat pulang,” tambahnya. MM/AC

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *