Dinkes Temukan Empat Kasus HMPV di Jaktim Awal 2025

  • Bagikan
Pemeriksaan virus HMPV
Pemeriksaan virus HMPV
Jakarta (MataMaluku) – Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur melaporkan empat kasus Human Metapneumovirus (HMPV) yang ditemukan pada Januari 2025 telah dinyatakan sembuh sepenuhnya.

“Berdasarkan laporan surveilans, terdapat empat kasus dengan usia penderita masing-masing 5, 8, 31, dan 40 tahun. Semua pasien telah dinyatakan sembuh,” ujar Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Timur, Herwin Meifrendy, saat dihubungi pada Selasa.

Kasus HMPV ini ditemukan di beberapa wilayah, yaitu:

  • Penderita usia 31 tahun di Ciracas,
  • Usia 8 dan 40 tahun di Cipayung,
  • Usia 5 tahun di Pasar Rebo.

Herwin menjelaskan, kelompok rentan yang mudah terpapar virus ini adalah anak-anak di bawah usia lima tahun, lansia di atas 65 tahun, orang dengan sistem imun lemah, dan mereka yang memiliki penyakit pernapasan kronis.

HMPV dapat menular melalui kontak langsung dengan penderita, droplet di udara, atau menyentuh permukaan yang terkontaminasi. Penanganan penyakit ini umumnya melibatkan:

  • Istirahat cukup,
  • Hidrasi yang baik,
  • Obat antivirus untuk kasus berat,
  • Oksigen dan perawatan pendukung jika diperlukan.

“Gejalanya menyerupai flu biasa dan tidak seberat COVID-19. Biasanya sembuh dalam waktu 3 hingga 14 hari. Namun, jika terjadi kesulitan bernapas, diperlukan penanganan khusus,” tambah Herwin.

HMPV pertama kali teridentifikasi pada 2001 oleh tim peneliti di Belanda, meskipun bukti serologis menunjukkan virus ini sudah ada sejak 1950-an. Pola penyebarannya sering bersamaan dengan virus pernapasan lainnya seperti influenza dan respiratory syncytial virus (RSV).

Di daerah tropis seperti Indonesia, infeksi HMPV sering dikaitkan dengan musim hujan, berbeda dengan belahan bumi utara yang lebih sering melaporkan kasusnya pada musim dingin dan semi.

Sebagai langkah preventif, Herwin mengimbau masyarakat untuk menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dengan:

  • Mencuci tangan secara rutin,
  • Menggunakan masker saat sakit,
  • Menjaga etika batuk,
  • Menghindari kontak langsung dengan penderita.

Dinas Kesehatan DKI Jakarta mencatat 214 kasus ISPA akibat HMPV sejak 2023 hingga Januari 2025. Rinciannya adalah:

  • 13 kasus pada 2023,
  • 121 kasus pada 2024,
  • 79 kasus pada Januari 2025.

Virus penyebab ISPA lain yang dominan di Jakarta selain HMPV meliputi influenza tipe A H1N1, Rhinovirus, dan RSV. Dengan meningkatnya pemahaman tentang HMPV, upaya pencegahan dan pengobatan diharapkan dapat lebih efektif ke depannya. MM/AC

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *