Dari Stadion Big Lotus Asian Games 2022 Hangzhou Resmi Ditutup

  • Bagikan
Penutupan Asian Games 2022 Hangzhou
Penutupan Asian Games 2022 Hangzhou

Hangzhou – Asian Games 2022, yang dianggap sebagai acara olahraga terbesar dalam sejarah, telah resmi ditutup dalam upacara penutupan yang meriah di Stadion “Big Lotus” Hangzhou pada Minggu malam. Acara ini berlangsung selama lebih dari dua pekan dan mempertemukan atlet-atlet elit dari berbagai negara dalam persaingan dan perlombaan kelas dunia.

Asian Games ke-19 ini memiliki pesan kuat tentang kemampuan olahraga untuk menyatukan dunia. Meskipun olahraga adalah tentang persaingan, Asian Games selalu berhasil menunjukkan bahwa olahraga memiliki kekuatan untuk meredakan konflik dan ketegangan melalui nilai-nilai persatuan, saling menghargai, dan kerja sama.

Contohnya adalah saat Asian Games Busan 2002, ketika Korea Utara dan Korea Selatan pertama kali berbaris bersama di bawah bendera Korea bersatu dalam upacara pembukaan. Ini merupakan momen bersejarah dalam hubungan keduanya.

Kemudian pada Asian Games Jakarta-Palembang 2018, keduanya kembali bersatu dalam upacara pembukaan dan bahkan berkompetisi dalam beberapa cabang olahraga seperti bola basket putri, kano, dan dayung.

Meskipun saat ini hubungan kedua Korea berada dalam situasi yang berbeda dibandingkan dengan Asian Games 2018, Hangzhou tetap menjadi tempat yang mempromosikan persahabatan dan rasa saling menghormati di antara atlet-atlet dari berbagai negara.

Contoh lain adalah di arena angkat besi Xiaoshan Sport Centre Gymnasium, di mana penonton, terutama warga setempat, memberikan dukungan luar biasa kepada atlet angkat besi Indonesia, Nurul Akmal, yang berkompetisi dalam kelas 87kg putri. Meskipun atlet China Li Wenwen tidak berkompetisi dalam kategori tersebut, penonton memberikan semangat kepada semua atlet dari berbagai negara dengan meneriakkan “jia you” (semangat) saat mereka mencoba mengangkat beban dan bertepuk tangan ketika mereka berhasil.

“Atmosfer di sini berbeda, sangat mendukung. Bukan hanya atlet tuan rumah yang mendapat semangat, tetapi semua atlet dari berbagai negara merasakannya. Sangat seru,” kata Nurul, yang sebelumnya finis di peringkat kelima di Olimpiade Tokyo 2020.

Tidak hanya itu, ada momen emosional lain saat atlet renang China, Zhang Yufei, dan rivalnya, Rikako, berpelukan setelah Rikako berhasil meraih medali perunggu dalam gaya kupu-kupu 50m putri. Rikako sebelumnya telah didiagnosis menderita leukemia pada tahun 2019 dan melakukan comeback yang luar biasa.

“Saya bilang pada Rikako, jangan menangis,” kata Zhang. “Ketika mereka mengumumkan namanya di podium, saya hampir menangis. Tapi saya berkata pada diri sendiri bahwa ini siaran langsung, saya tidak boleh menangis. Tetapi kemudian saya melihat dia memeluk pelatihnya sambil menangis. Saya pun tidak bisa menahan tangis.”

Pada upacara penutupan, pelaksana tugas presiden Komite Olimpiade Asia, Raja Randhir Singh, menyampaikan rasa terima kasih kepada semua atlet, pejabat, awak media, dan semua yang terlibat dalam penyelenggaraan Asian Games ke-19.

“Terima kasih kepada para atlet yang telah memberikan penampilan menakjubkan dan determinasi selama ini. Terima kasih kepada para relawan yang luar biasa dengan energi dan senyuman yang tak pernah habis. Terima kasih juga kepada para penonton yang telah menciptakan atmosfer magis di stadion. Dan juga kepada 12.000 awak media yang telah menyebarkan kisah-kisah sukses ini ke seluruh dunia,” kata Singh.

China keluar sebagai juara umum dengan perolehan spektakuler 201 medali emas, 111 perak, dan 71 perunggu. Prestasi ini bahkan mengalahkan Jepang yang berada di peringkat kedua dengan 52 emas, 67 perak, dan 69 perunggu.

Indonesia menyelesaikan partisipasinya di Hangzhou dengan mengoleksi 7 emas, 11 perak, dan 18 perunggu, menempati peringkat ke-13 di atas Malaysia.

Di tingkat Asia Tenggara, Thailand tetap menjadi yang terbaik dengan 12 emas, 14 perak, dan 32 perunggu.

Singh menutup pidatonya dengan mengatakan, “Kekuatan olahraga dan Asian Games adalah menyatukan kita semua dalam hidup ini. Saya ingin berterima kasih kepada Pemerintah China, Komite Olimpiade China, masyarakat Hangzhou, dan HAGOC atas apa yang telah Anda lakukan dan telah memastikan kesuksesan besar Asian Games. Api Asian Games mungkin telah padam, tetapi semangat Asian Games akan terus menyala.”

Asian Games resmi ditutup dengan mematikan obor digital di Hangzhou Olympic Stadium. Setelah penundaan selama satu tahun karena pandemi, Asian Games akan kembali dalam siklus empat tahunan, dengan edisi berikutnya diadakan di Nagoya, Jepang, pada tahun 2026. Panitia penyelenggara Asian Games ke-19 dan OCA secara simbolis menyerahkan obor pertama dan bendera Asian Games kepada Gubernur Prefektur Aichi, Hideaki Omura, dan Wakil Walikota Nagoya, Hideo Nakata, dalam upacara penutupan yang berkesan itu. Matamaluku

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *