Ambon – Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (Damkar) Kota Ambon dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Maluku melakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) terkait Penyelamatan Satwa atau Animal Rescue.
Penandatanganan PKS tersebut dilaksanakan dalam acara penutupan Orientasi Pengenalan Tugas aparatur Damkar Kota Ambon yang berlangsung di Pantai Liang, Rabu (16/11/2022).
“Salah satu tugas fungsi kita yang unik yang tidak dilakukan oleh unsur penyelamatan yang lain adalah Animal Rescue, dan ini sudah kita lakukan yang paling banyak evakuasi satwa liar yaitu Ular yang masuk ke pemukiman,” ujar Kepala Disdamkar Kota Ambon Edwin Pattikawa.
Pattikawa menjelaskan, dalam fungsi penyelamatan yang diemban, pihaknya selalu berorientasi pada penyelamatan lingkungan yang menjadi isu strategis dunia.
“Ada banyak satwa liar khas Ambon yang perlu dilestarikan dari kepunahan, dan itu menggugah Damkar Kota Ambon untuk mengambil maskot hewan Kusu atau Kus-kus,” katanya.
Sementara itu, Kepala BKSDA Maluku Danny Pattipeilohy menjelaskan, BKSDA memiliki tugas pokok melaksanakan pengelolaan kawasan konservasi serta manajemen tumbuhan dan satwa liar.
Pattipeilohy mengungkapkan, dalam memahami penyelamatan ini berkaitan dengan penanganan satwa liar, karena untuk Kota Ambon, BKSDA sering melaksanakan penguatan kapasitas terkait dengan konflik antara satwa dan manusia, misalnya kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek) bagaimana menangkap satwa liar.
“Dengan PKS ini saya berharap jika konflik antara satwa dan manusia, kami akan melibatkan Damkar. Sehingga diharapkan kerja sama tidak sampai disini, sehingga ruang lingkup penyelamatan satwa juga menjadi bagian dari tugas Damkar Kota Ambon,” harapnya.
Sementara itu, Penjabat Wali Kota Ambon Bodewin Wattimena dalam sambutan menutup kegiatan Orientasi Pengenalan Tugas Damkar Kota Ambon mengingatkan, kemajuan sebuah kota di satu sisi berdampak baik bagi warga kota, namun disisi lain timbulkan tantangan yang besar terkait banyak hal.
“Terkait padatnya pemukiman masyarakat, sejalan dengan itu pula berkurangnya Sumber Daya Alam. Kota Ambon dengan luas kecil ditempati oleh jumlah penduduk yang besar, otomatis akan terjadi kepadatan kemudian muncul berbagai hal yang jika tidak diantisipasi masyarakat bisa celaka,” jelas Wattimena.
Wattimena berharap, untuk menjawab kebutuhan ini, aparatur Dinas Damkar harus memiliki kualitas, memiliki kemampun teknis operasional supaya dapat melaksanakan tugas dengan tantangan yang disebutkan.
“Minimal bapak/ibu mengetahui tugas yang harus dilakukan, tahu prosedur pemadaman dan penyelamatan. Oleh sebab itu, saya apresiasi orientasi pengenalan tugas ini tentu dengan harapan setelah kegiatan ini, para pegawai Damkar sudah tahu apa yang dilakukan, jika tiba–tiba ada laporan dan apa yang harus dilakukan ketika tiba di lokasi, karena hanya dengan begitu setiap tugas damkar dapat diakukan dengan baik,” pungkasnya. Matamaluku.com