“Kita menghadapi HMPV dengan langkah yang sama seperti menangani peningkatan ISPA (Infeksi Saluran Pernapasan Akut),” ujar Prof. Tjandra Yoga Aditama, Guru Besar Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi Universitas Indonesia, Rabu (7/1).
HMPV merupakan virus yang dapat memicu komplikasi serius, seperti bronkitis atau pneumonia, terutama pada kelompok rentan seperti anak-anak, lansia, dan individu dengan kondisi kesehatan tertentu. Virus ini ditularkan melalui droplet atau percikan air liur dari orang yang terinfeksi.
Langkah pencegahan utama meliputi:
- Mencuci tangan secara teratur.
- Menggunakan masker di tempat umum.
- Menghindari kerumunan jika sedang sakit.
- Menjaga pola hidup sehat, seperti istirahat cukup dan asupan nutrisi seimbang.
“Mereka yang sedang sakit juga harus bertanggung jawab agar tidak menularkan ke orang lain, misalnya dengan memakai masker dan menjaga jarak,” tambah Tjandra, yang juga mantan Direktur Penyakit Menular WHO Kantor Regional Asia Tenggara.
Tjandra menekankan bahwa HMPV berbeda dengan COVID-19 meskipun gejalanya memiliki kesamaan, seperti batuk, demam, dan sesak napas. “Tidak tepat jika kita langsung mengaitkan kenaikan kasus HMPV dengan COVID-19. Meski begitu, kewaspadaan tetap diperlukan,” jelasnya.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin meminta masyarakat untuk tetap tenang terkait laporan adanya HMPV di Indonesia. “HMPV adalah virus lama yang mirip dengan flu. Sistem imunitas manusia sudah mengenalnya sejak lama dan mampu merespons dengan baik,” ujarnya.
Budi juga menjelaskan bahwa HMPV bukan virus mematikan, namun kelompok rentan tetap perlu waspada. Ia mengimbau masyarakat untuk menjaga kesehatan dengan langkah-langkah sederhana, seperti:
- Istirahat yang cukup.
- Memakai masker saat merasa tidak sehat.
- Mencuci tangan secara rutin.
- Segera berkonsultasi dengan tenaga medis jika mengalami gejala mencurigakan.
Dengan perilaku hidup sehat dan langkah pencegahan yang konsisten, risiko penularan HMPV dapat diminimalkan. MM/AC