Ambon – Ratusan warga di kawasan Skip Paldam, Kelurahan Karang Panjang, Kecamatan Sirimau, lari berhamburan menyelamatkan diri dari terjangan bencana longsor dan banjir yang melanda wilayah itu pada Selasa (20/9/2022) pagi.
Intensitas hujan tinggi yang belakangan melanda wilayah pulau Ambon, memicu bencana banjir dan longsor yang datang secara tiba-tiba, sekejap mata memporak-porandakan seluruh pemukiman warga.
Warga terutama yang mendiami bantaran Wai Tomu berupaya menyelamatkan diri dari kepungan longsor dan banjir. Sebagian berupaya menyelamatkan harta benda milik mereka.
Tidak saja warga, sejumlah siswa sekolah yang ada di wilayah itu juga berhamburan menyelamatkan diri mereka. Anak-anak yang masih duduk di bangku sekolah dasar dibantu para guru harus berkejaran dengan waktu untuk menyelamatkan diri ke dataran tinggi.
Namun, situasi krisis tidak berhenti di situ, beberapa rumah di bantaran Wai Tomu ambruk terbawa tanah longsor dan banjir.
Untuk menyelamatkan warga yang terdampak, Pemerintah Kota Ambon melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dibantu TNI-Polri termasuk TAGANA tim medis, PMI dan Satpol PP diterjunkan ke lokasi terdampak .
Tim tanggap darurat bergerak memberikan bantuan darurat, sebagian lagi mendirikan tenda dan dapur umum sementara TNI-Polri bersama Satpol PP dan tim medis melakukan evakuasi terhadap para korban terdampak.
Peristiwa bencana longsor dan banjir ini tergambar dalam skenario hari kedua simulasi tanggap bencana longsor dan banjir yang digelar BPBD Kota Ambon menggandeng sejumlah stakeholder di SKIP Paldam (Wai Tomu), Selasa (20/9/2022).
Simulasi ini sangat mendekati peristiwa yang sesungguhnya, diharapkan bisa membangun kesiapsiagaan masyarakat dan seluruh stakeholder terkait dengan bencana banjir dan tanah longsor di Kota Ambon.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat, Elkyopas Silooy saat membuka simulasi tersebut mengatakan, simulasi digelar lantaran Skip menjadi salah satu kawasan yang rawan akan bencana banjir dan tanah longsor selain Batu Merah.
Kegiatan tersebut bertujuan untuk melatih warga kota Ambon khususnya warga Skip agar memiliki ketrampilan menyelamatkan diri dan melakukan evakuasi apabila terjadi gempa bumi.
“Simulasi tanggap darurat banjir dan tanah longsor merupakan salah satu bentuk kesiapsiagaan menghadapi potensi bahaya yang dapat berujung bencana banjir dan tanah longsor sehingga sangat penting dilakukan,” katanya.
Apalagi ancaman bencana itu dapat terjadi dimana saja dan kapan saja, maka diperlukan upaya-upaya kesiapsiagaan untuk mengurangi sekecil mungkin korban atau dampak yang ditimbulkan oleh bencana.
“Penyebab Ambon rawan bencana lantaran kondisi topografi Kota Ambon sebagian besar daerah perbukitan dan berlereng terjang dengan kemiringan lerengnya lebih dari 20 persen,” ujarnya.
Selain itu karena terdapat pertemuan tiga lempeng penyusun kulit bumi yakni Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik. Pertemuan zona ini bukan saja membentuk zona tumbukan atau subduksi yang dapat menjadi sumber gempa lokal.
Namun, sumber gempa lain yang berasal dari Laut Banda dan Samudera Pasifik atau gempa tektonik yang sangat mempengaruhi formasi batuan di Maluku, karakteristik sesar atau patahan serta aktivitas gempa bumi.
Diketahui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Ambon menggandeng sejumlah stakeholder yakni para relawan dan Taruna Siaga Bencana (Tagana) untuk melakukan simulasi banjir dan tanah longsor selama dua hari, dimulai pada Senin (19/9/2022) digelar di kawasan Lapangan ASMIL Batu Merah (Wai Batu Merah) dan Selasa (20/9/2022) di kawasan Skip Paldam (Wai Tomu), Kecamatan Sirimau Kota Ambon. Matamaluku.com