Bodewin Wattimena Ajak Warga Ambon untuk Gerakan Tanam Cabe di Rumah

  • Bagikan
Walikota Ambon 5 1
Tingginya Harga Cabe, Wattimena Serukan Gerakan Tanam Cabe Di Rumah

Berita Ambon – Menghadapi lonjakan harga cabe di pasar kota Ambon, Pemerintah Kota Ambon mengajak warga untuk aktif berpartisipasi dalam gerakan menanam pohon cabe di sekitar rumah mereka. Penjabat Walikota Ambon, Bodewin Wattimena, menyampaikan inisiatif ini sebagai langkah konkrit untuk mengatasi kenaikan harga cabe yang terus terjadi.

Wattimena menekankan bahwa Pemerintah Kota Ambon secara konsisten mendorong warga Ambon untuk bergabung dalam gerakan tanam cabe di rumah masing-masing. Beliau yakin, jika hal ini dapat diwujudkan oleh sebagian besar warga, maka akan memberikan dampak positif terhadap penstabilan harga cabe di kota Ambon. Menanam cabe di pekarangan rumah diharapkan dapat memenuhi kebutuhan keluarga akan cabe.

Sebagai contoh nyata, Wattimena juga turut serta dalam gerakan ini dengan menanam cabe di pekarangan rumahnya sendiri. Tindakan ini dilakukan untuk memberikan contoh bahwa seruan ini berlaku bagi semua warga kota, termasuk dirinya dan keluarga.

Bodewin menyadari bahwa kenaikan harga cabe tidak hanya terjadi di kota Ambon, tetapi juga merambah ke berbagai daerah, disebabkan oleh cuaca yang ekstrem, seperti kemarau panjang di beberapa daerah penghasil cabe yang mengakibatkan gagal panen.

Oleh karena itu, sebagai solusi terhadap kenaikan harga cabe, Pemerintah Kota Ambon mengusulkan kepada warga untuk aktif menanam cabe di pekarangan rumah masing-masing. Langkah ini diharapkan dapat memberikan pasokan cabe yang mencukupi untuk kebutuhan setiap keluarga.

Dalam beberapa bulan terakhir, harga cabe di kota Ambon melonjak drastis, mencapai angka Rp120.000 hingga 150.000 per kilogram dari harga sebelumnya sekitar Rp45.000 per kilogram. Pemerintah Kota Ambon juga telah mengambil langkah-langkah, seperti pembelian cabe dan penjualan kembali dengan harga subsidi kepada warga kota Ambon, untuk mengatasi dampak kenaikan harga ini. Matamaluku

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *