Jakarta – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengonfirmasi terjadi gempa dengan kekuatan magnitudo (M) 7,2 di wilayah Kabupaten Kepulauan Tanimbar, Maluku. Menurut laporan resmi yang dirilis, warga merasakan getaran tersebut selama kurang lebih tiga menit sebelum kondisi kembali pulih. Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengklarifikasi bahwa meskipun terjadi guncangan yang signifikan, tidak ada tanda-tanda kepanikan atau kerusakan berarti.
Dalam pernyataan resmi di Jakarta pada hari Rabu, Abdul Muhari menambahkan bahwa tim dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Kepulauan Tanimbar dan Pusat Operasi Bencana Nasional sedang memantau situasi pasca-gempa untuk mengukur dampak yang mungkin terjadi. “Situasi saat ini terkendali dan kondusif,” ujarnya.
Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan bahwa setelah guncangan awal berkekuatan 7,2 magnitudo, terjadi tiga kali gempa susulan yang tercatat dalam kurun waktu yang singkat. Berdasarkan hasil pemantauan BMKG, kekuatan gempa susulan terbesar mencapai 5,6 magnitudo.
Dalam rincian lokasi, episenter gempa bumi berada pada koordinat 6,15 derajat Lintang Selatan (LS) dan 129,96 derajat Bujur Timur (BT), yang tepatnya terletak di perairan dengan jarak 255 km arah Barat Laut Tanimbar, Maluku, pada kedalaman 45 km.
Selain itu, hasil pemantauan permukaan laut juga mengungkap bahwa gempa ini memicu terjadinya tsunami minor, dengan ketinggian mencapai 39 sentimeter di Damar dan delapan sentimeter di Banda. Meskipun demikian, dampak dari tsunami tersebut dinyatakan tidak signifikan.
Masyarakat setempat di Kabupaten Kepulauan Tanimbar diimbau untuk tetap tenang dan waspada terhadap kemungkinan gempa susulan atau perubahan kondisi cuaca yang mungkin terjadi. BNPB dan instansi terkait terus memantau perkembangan situasi guna memastikan keselamatan dan kesejahteraan masyarakat. Matamaluku-Ac
