Jakarta (MataMaluku) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengingatkan pemerintah daerah agar meningkatkan kewaspadaan menghadapi potensi banjir dan cuaca ekstrem seiring masuknya sebagian besar wilayah Indonesia ke masa peralihan dari musim kemarau ke musim hujan.
Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa curah hujan tinggi pada periode peralihan ini berpotensi memicu bencana hidrometeorologi, seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang.
“Sejak akhir Agustus hingga September, sebagian besar wilayah sudah memasuki peralihan musim. Fenomena ini ditandai dengan hujan lebat, petir, hingga angin kencang,” kata Abdul di Jakarta, Senin (15/9).
Berdasarkan prakiraan BMKG, musim hujan 2025/2026 diprediksi bersifat normal. Namun, sejumlah wilayah berpotensi mengalami curah hujan di atas normal, antara lain Jawa Barat, sebagian Jawa Tengah, Sulawesi, Maluku, dan Papua.
BMKG juga memproyeksikan hujan lebat terjadi pada 12–14 September 2025 di Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta, serta pada 15–18 September 2025 di Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Abdul menegaskan pentingnya langkah mitigasi jangka panjang untuk menekan risiko bencana, mulai dari pembersihan drainase primer dan sekunder, normalisasi sungai yang dangkal, hingga peningkatan kesiapsiagaan daerah.
“Kesiapsiagaan tidak bisa hanya mengandalkan operasi darurat, tapi harus terintegrasi sejak sebelum bencana,” ujarnya.
Sebagai antisipasi tambahan, BNPB bersama BMKG telah menyiapkan operasi modifikasi cuaca (OMC) untuk mengurangi intensitas hujan di wilayah rawan, khususnya di Jawa Barat dan Jawa Timur.
Selain itu, masyarakat juga diimbau untuk aktif berpartisipasi menjaga lingkungan, tidak membuang sampah ke sungai, serta ikut bergotong royong dalam kegiatan pencegahan banjir. MM/AC