Jakarta – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) secara mantap menyatakan keyakinannya bahwa prevalensi stunting dapat turun signifikan menjadi 17,8 persen pada akhir tahun 2023. Hal ini dicapai melalui kolaborasi lintas kementerian dan lembaga serta semangat gotong royong yang kuat.
Dalam Rapat Koordinasi Teknis Percepatan Penurunan Stunting Tahun 2023 yang digelar di Jakarta, Kamis, Kepala BKKBN, Hasto Wardoyo, menyatakan optimisme ini didasarkan pada pencapaian penurunan prevalensi stunting setiap tahun selama kurang lebih satu dekade terakhir. Penurunan rata-rata sebesar 1,3 persen per tahun terjadi pada periode 2013-2019, lalu 1,65 persen per tahun selama pandemi COVID-19 pada 2019-2021, dan bahkan mencapai 2,8 persen per tahun pada 2021-2022.
Hasto juga menyampaikan keyakinannya bahwa target 17,8 persen pada akhir tahun ini dapat tercapai dengan implementasi penuh Perpres No. 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting. Implementasi peraturan presiden ini diikuti dengan penyempurnaan lima pilar strategi nasional dan fokus yang lebih tajam pada wilayah intervensi dan target.
Ia menyoroti pentingnya komitmen dan partisipasi tingkat pusat, daerah, perusahaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), media, dan sektor swasta dalam upaya ini. “Intinya, kita hanya perlu menurunkan 3,8 persen hingga akhir tahun ini, dan saya optimis kita bisa,” ujar Hasto dengan keyakinan tinggi.
Selama pertemuan tersebut, Hasto juga mengajukan beberapa usulan untuk mendukung pencapaian target, baik pada tahun 2023 maupun tahun 2024. Salah satunya adalah penambahan daerah prioritas dari 12 menjadi 13 provinsi untuk penanganan stunting.
Selain itu, ia menekankan pentingnya konvergensi penggunaan dana desa, dana kelurahan, dan Program Keluarga Harapan (PKH) untuk mendukung Program Pemberian Makanan Tambahan (PMT) lokal. Selain itu, ia juga menyoroti perlunya dukungan lintas sektoral untuk memperkuat pengisian data di Aplikasi Elektronik Siap Nikah dan Siap Hamil (Elsimil) serta Sistem Informasi Keluarga (Siga).
BKKBN bersama pihak-pihak terkait berkomitmen untuk terus bekerja keras dalam mengatasi stunting, sebuah permasalahan yang penting dan kompleks dalam pembangunan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Matamaluku