Denpasar (MataMaluku) – Bank Indonesia (BI) Provinsi Bali menilai dua Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yakni KEK Kesehatan Sanur dan KEK Kura Kura Bali akan menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi Pulau Dewata.
“Dua KEK ini menjadi basis pertumbuhan investasi di Bali,” ujar Kepala Perwakilan BI Bali, Erwin Soeriadimadja, dalam forum Balinomics di Denpasar, Sabtu (18/10).
Menurutnya, kedua kawasan tersebut berperan sebagai akselerator ekonomi daerah. Pertumbuhan ekonomi Bali pada triwulan II-2025 tercatat 5,95 persen, lebih tinggi dari rata-rata nasional sebesar 5,12 persen, didorong oleh pemulihan sektor pariwisata dan turunannya seperti akomodasi, konstruksi, perdagangan, serta transportasi.
Dua KEK ini juga masuk dalam daftar realisasi investasi terbaik nasional 2024, dengan dampak signifikan terhadap penciptaan lapangan kerja.
-
KEK Sanur menargetkan investasi Rp10,2 triliun dengan potensi penyerapan 18.375 tenaga kerja langsung dan 25.272 tenaga kerja tidak langsung. Hingga triwulan I-2025, realisasi investasi mencapai Rp4,42 triliun dengan 3.822 tenaga kerja telah terserap.
-
KEK Kura Kura Bali menargetkan investasi hingga Rp89,9 triliun dan diproyeksikan menciptakan 35.036 lapangan kerja.
Erwin menjelaskan, investasi berbasis kawasan dan infrastruktur strategis menjadi penggerak utama ekonomi Bali ke depan. “Langkah ini sejalan dengan kebijakan memperkuat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif,” ujarnya.
Selain dua KEK tersebut, BI menyoroti tiga fokus utama untuk memperkuat ekonomi Bali, yakni:
-
Pengembangan pariwisata berkualitas, mengingat sektor ini menyumbang 64,29 persen devisa pariwisata nasional.
-
Peningkatan produktivitas sektor pertanian.
-
Akselerasi digitalisasi pembayaran yang efisien dan inklusif di kawasan perkotaan maupun nonperkotaan.
Ke depan, BI juga mendorong strategi seperti manajemen kunjungan wisata berbasis tiket digital, pengembangan aplikasi Love Bali, serta pemerataan investasi di luar kawasan utama Denpasar, Badung, Gianyar, dan Tabanan.
MM/AC