Seram Bagian Barat, Kamarian – Buntut dari insiden antar desa di Haruku, Kabupaten Maluku Tengah pada 25 dan 26 Januari 2021 berdampak pada sepinya aktifitas penumpang di pelabuhan penyeberangan speedboat Maksemang Desa Kamarian di Kabupaten Seram bagian Barat.
Berdasarkan pantauan Tim Matamaluku.com di pelabuhan Maksemang mengabarkan, tidak ada rutinitas speedboat yang datang membawa penumpang dari negeri tetangga Pelauw dan sekitarnya ke pelabuhan Maksemang maupun sebaliknya seperti hari-hari sebelum terjadinya insiden.
Warga sekitar lokasi pelabuhan yang ditemui mengatakan, tidak mengetahui alasan pasti pemilik speedboat dari Negeri Pelauw dan desa-desa sekitar yang enggan melakukan rutinitas mengangkut penumpang untuk bersandar di pelabuhan Maksemang.
Untuk menjaga ketertiban dan keamanan, langkah antisipasi telah dilakukan oleh aparat dengan menyiagakan petugas dari pihak Kepolisian dan TNI di area pelabuhan rakyat itu guna memastikan kedatangan speedboat yang membawa penumpang dari Pelauw dan negeri sekitar Pulau Haruku tetap aman saat bersandar di pelabuhan itu.
Perlu diketahui, diduga konflik bermula dipicu adu mulut antara salah seorang warga Kariuw dan warga Desa Ori terkait lahan perkebunan yang berada pada batas kedua negeri bertetangga itu.
Buntut dari kesalahpahaman tersebut berlanjut sehingga memicu terjadi konsentrasi massa kedua negeri berujung terjadinya pembakaran rumah milik warga.
Saat ini, aparat Kepolisian dibantu TNI, telah diterjunkan langsung guna melakukan pengamanan pada kedua lokasi baik di negeri Ori maupun Kariuw, guna mengantisipasi adanya bentrok sususlan.
Sesuai keterangan yang disampaikan Kabid Humas Polda Maluku Roem Ohoirat, bahwa Kapolresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease, Dandim beserta Bupati Maluku Tengah sudah turun ke lokasi kajadian.
Masyarakat diminta tidak terpengaruh dengan isu-isu menyesatkan. Pihaknya kini sedang menyelidiki aktor-aktor dibalik insiden tersebut. Matamaluku.com