Bappenas Buka Diskusi Pemberdayaan Penduduk Lansia

  • Bagikan
Bappenas Buka Diskusi Pemberdayaan Penduduk Lansia

Denpasar – Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) melanjutkan inisiatif Silver Generation Club dengan menggelar sesi kedua di Bali, setelah sebelumnya diselenggarakan di Jakarta.

Diskusi yang berlangsung di Denpasar pada hari Jumat ini membahas upaya pemberdayaan penduduk lansia melalui berbagai aspek seperti seni, seni tari, pendidikan, dan keterampilan, dengan contoh dari Kabupaten Jember dan Kota Denpasar.

Plt Deputi Bidang Kependudukan dan Ketenagakerjaan Kementerian PPN/Bappenas, Maliki, menjelaskan bahwa tujuan dari diskusi ini adalah untuk menghasilkan praktik-praktik terbaik dalam program pemberdayaan inklusif bagi lansia yang melibatkan kerjasama dan partisipasi dari berbagai pihak.

Maliki menegaskan bahwa upaya pemberdayaan penduduk lansia bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga komunitas, sektor swasta, dan akademisi. Oleh karena itu, selain diskusi, acara ini juga melibatkan komunitas seni lansia dari Desa Pedungan dan Desa Melinggih di Bali.

“Pada tahun 2021, Presiden telah menandatangani PP Nomor 88 Tahun 2021 yang mencantumkan strategi nasional kelanjutusiaan sebagai strategi utama dalam menyiapkan populasi lansia. Kita harus meningkatkan keberdayaan dan akses lansia terhadap pengembangan diri, termasuk dalam bidang pendidikan, seni budaya, dan kegiatan komunitas,” jelasnya.

Sebagai bagian dari upaya mendorong implementasi strategi kelanjutusiaan, diskusi dan edukasi seperti yang dilakukan dalam pertemuan ini diharapkan dapat mempercepat langkah-langkah tersebut.

Bappenas berharap agar lansia di masa depan siap dari segi ekonomi, pendidikan, sosial, dan kesehatan. Hal ini akan menjadikan penduduk lansia sebagai kontributor penting dalam pembangunan.

Sebagai contoh, di Bali, dua komunitas seni dari dua desa yang berbeda dihadirkan sebagai ilustrasi bagaimana potensi sumber daya manusia lansia dapat dioptimalkan. Mereka tetap aktif dan berpartisipasi dalam berbagai aktivitas seperti penduduk lainnya.

Dinar Dana Kharisma dari Direktorat Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas menambahkan bahwa komunitas seni lansia di Bali ini merupakan hasil dari pengembangan kapasitas.

Ini adalah bagian dari strategi pembangunan masyarakat dan lingkungan yang ramah terhadap lansia. Setiap penduduk, tanpa memandang usia, memiliki hak, ruang, dan kesempatan yang sama untuk berkontribusi dan dihargai.

Melalui diskusi dan partisipasi komunitas ini, diharapkan akan muncul ide-ide kreatif yang dapat membantu mencapai target pengembangan kapasitas lansia yang lebih baik. Matamaluku

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *