AS Menolak Gencatan Senjata Permanen di Gaza, Mendukung Perpanjangan Jeda Kemanusiaan

  • Bagikan
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat John Kirby
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional Amerika Serikat John Kirby

Washington – Amerika Serikat (AS) pada Kamis (30/11) menegaskan penolakan terhadap ide gencatan senjata permanen yang akan mengakhiri konflik di Jalur Gaza yang terkepung. Meskipun demikian, AS menyatakan kesiapannya untuk terus mendukung perpanjangan jeda kemanusiaan.

Juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby, menyampaikan, “Kami tidak mendukung gencatan senjata permanen. Saat ini, kami mendukung gagasan jeda kemanusiaan.” Kirby menambahkan, “Kami ingin melihat jeda tujuh hari ini berubah menjadi delapan, sembilan, 10 hari, dan seterusnya. Namun, pada akhirnya, hal ini akan membuat Israel dan Hamas menyetujui parameter perpanjangan kesepakatan tersebut, tetapi di Amerika Serikat, mereka akan terus menemukan dukungan untuk perpanjangan.”

Gencatan senjata awal selama empat hari, yang disepakati oleh kelompok Palestina Hamas dan Israel, telah diperpanjang dua kali, tetapi akan berakhir pada Kamis malam, membuka kemungkinan dimulainya kembali konflik di Gaza.

Konflik di Gaza, menurut statistik resmi, telah merenggut lebih dari 15.000 nyawa, termasuk lebih dari 6.150 anak-anak dan 4.000 perempuan. Israel memulai perang di Gaza sebagai respons terhadap serangan lintas batas pada 7 Oktober yang dilakukan oleh Hamas, menyebabkan 1.200 orang tewas dan lebih dari 200 orang disandera.

Meskipun bantuan kemanusiaan yang sangat dibutuhkan dapat memasuki Gaza dalam jumlah lebih besar daripada yang terlihat selama perang, hal tersebut belum mencukupi kebutuhan yang meningkat secara drastis. Lebih dari 1,7 juta warga Palestina menjadi pengungsi, setara dengan 80 persen populasi Gaza, dan setengah dari persediaan perumahan di wilayah tersebut rusak atau hancur, menurut perkiraan PBB.

Sekjen PBB, Antonio Guterres, pada Kamis, kembali menyerukan gencatan senjata, menyatakan bahwa gencatan senjata “sama sekali tidak memadai” untuk mengatasi penderitaan manusia. “Jumlah bantuan untuk warga Palestina di Gaza masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan besar dari 2 juta orang lebih,” kata Guterres kepada Dewan Keamanan PBB. “Warga sipil di Gaza membutuhkan bantuan kemanusiaan dan pasokan bahan bakar yang terus menerus mengalir ke dalam dan di seluruh wilayah tersebut. Akses kemanusiaan yang aman dan tanpa hambatan bagi semua yang membutuhkan sangatlah penting,” tambahnya. Matamaluku-Ac

  • Bagikan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *