Kairatu – Antrean pembeli minyak tanah (Mitan) masih terjadi di sejumlah pangkalan, di Kecamatan Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat (SBB) sebagai imbas dari kelangkaan BBM mitan di daerah itu.
Antrean warga dari pagi hingga siang hari kembali terjadi di salah satu pangkalan mitan di Desa Kamal, Kecamatan Kairatu, Kamis (6/10/2022).
Warga dengan membawa jirigen berbagai ukuran ramai-ramai menyerbu toko saragaih hanya untuk mendapatkan beberapa liter minyak tanah.
Warga khawatir tidak kebagian minyak tanah karena stok yang didapat pihak pangkalan terbatas dari Pertamina.
Untuk tertib mendapatkan mitan, ratusan jirigen berbagai ukuran diikat menggunakan tali plastik hingga mengular dari depan toko Saragih hingga ratusan meter jauhnya disisi jalan trans seram.
Pantauan Tim Matamaluku.com di lokasi, sejumlah warga juga menyoal warga lain, yang datang dengan jirigen ukuran besar yang volumenya isinya diatas 20 liter, jauh lebih banyak dari jirigen ukuran 5 liter yang dibawah warga.
Keluhan warga ini wajar karena di tengah kondisi kelangkaan mitan di daerah itu masih saja ada yang ingin memmbeli secara berlebihan.
Berkaca dari pengalaman pembelian mitan beberapa waktu terakhir, pihak pangkalan membatasi pembelian hanya 2 jirigen ukuran 5 liter untuk satu keluarga.
Berbeda dengan yang diterapkan di pangkalan toko Saragih yang membolehkan warga membeli dengan jirigen ukuran besar.
Jecky Pariama, warga Desa Kamal mengakui, kalau kelangkaan minyak tanah kembali terjadi di Kairatu. Ratusan warga tidak saja dari Desa Kamal tetapi juga desa tetangga lainya ikut mengantre untuk mendapatkan minyak tanah.
Toko saragih menjual minyak tanah dengan harga Rp21.500 per 5 liter, tetapi sayangnya ada juga warga yang datang menggunakan jirigen ukuran besar, sehingga dirinya khawatir warga yang lain bakalan tidak kebagian karena stok yang masuk di pangkalan Saragih terbatas.
Dengan kondisi ini Jecky berharap agar pemerintah daerah dan Pertamina segera mengambil langkah konkrit, mengatasi persoalan kelangkaan mitan khusus di Kecamatan Kairatu yang sudah berlangsung hampir dua bulan belakangan, karena sangat meresahkan warga. Matamaluku.com