Namlea, Buru (MataMaluku) – Gelombang tinggi dan abrasi laut semakin mengancam keberadaan Jalan Nasional Waimiting di Kecamatan Lilialy, Kabupaten Buru, Maluku. Dinding penahan ombak yang rusak parah akibat abrasi kini membuat jalan tersebut terancam putus total.
Jarak antara bibir pantai dan badan jalan utama terus menyusut hingga hanya tersisa sekitar lima meter, menciptakan risiko besar bagi para pengguna jalan. Penjabat Kepala Desa Waimiting, Moch. Hamdany, menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi ini.
“Abrasi di wilayah kami hampir menyentuh badan jalan. Jika tidak ada penanganan segera, jalan ini bisa terputus total dalam beberapa bulan ke depan,” ungkap Hamdany.
Kerusakan jalan nasional ini memiliki dampak yang luas, termasuk terganggunya distribusi kebutuhan pokok dari Namlea ke desa-desa sekitarnya. Kondisi tersebut juga berpotensi mengisolasi beberapa desa di Kecamatan Lilialy.
Selain di Desa Waimiting, abrasi laut juga menghantam Desa Ubung, menyebabkan fondasi rumah warga mulai ambruk dan kerusakan parah pada pepohonan di sepanjang pantai. Akar-akar pohon yang terangkat akibat abrasi menjadi bukti nyata dari dampak kerusakan lingkungan ini.
Masyarakat setempat mendesak pemerintah, khususnya instansi terkait di Provinsi Maluku, untuk segera mengambil tindakan konkret. Peninjauan langsung ke lokasi dan upaya penanganan yang serius sangat diperlukan untuk mencegah kerusakan lebih lanjut.
Apabila tidak segera ditangani, kondisi ini bukan hanya mengancam infrastruktur jalan, tetapi juga perekonomian dan kesejahteraan warga yang bergantung pada akses jalan tersebut. MM/AC