Jakarta (MataMaluku) – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan sebanyak 442 unit hunian sementara (huntara) akan dibangun untuk menampung sekitar 2.000 kepala keluarga (KK) yang terdampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki di Flores Timur, Nusa Tenggara Timur.
Kepala BNPB, Suharyanto, dalam keterangan persnya di Jakarta pada Senin (18/11/2024), menyampaikan bahwa setiap unit huntara dirancang untuk menampung lima KK. “Pembangunan hunian sementara ini ditargetkan selesai dalam dua bulan ke depan,” ujar Suharyanto.
Huntara tersebut disiapkan sebagai alternatif yang lebih layak dibandingkan tenda pengungsian darurat, yang telah menjadi tempat tinggal sementara bagi para korban selama tiga pekan terakhir. Meskipun tenda pengungsian sudah dilengkapi fasilitas dasar, huntara dinilai lebih nyaman untuk ditempati hingga para korban dapat direlokasi ke rumah permanen yang sedang dipersiapkan pemerintah.
Suharyanto menegaskan bahwa pemerintah memberikan keleluasaan kepada korban dalam memilih skema relokasi. Korban yang enggan tinggal di huntara akan menerima dana tunggu hunian sebesar Rp500 ribu per bulan untuk kebutuhan sehari-hari.
“Relokasi ini dapat dilakukan secara mandiri atau terpusat, di mana pemerintah akan menyiapkan lahan dan membangun rumah untuk mereka. Semua disesuaikan dengan kebutuhan dan kenyamanan warga,” jelasnya.
Pemerintah berharap pembangunan huntara dapat segera selesai sesuai target, sehingga para korban erupsi Gunung Lewotobi dapat tinggal di tempat yang lebih aman dan nyaman sembari menunggu pembangunan rumah permanen rampung. MM/AC